Rabu, 12 April 2017
Kamis,02 Juni, 2016 0
Jakarta (indonesiajurnal.com)- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan menyusun regulasi untuk menumbuhkembangkan kepedulian dan empati masyarakat.
Demikian ditegaskan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapati, dalam sambutannya pada pembukaan ‘Konferensi Keluarga Indonesia’ di gedung BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (02/06/2016).
Ditambahkannya, hal tersebut terkait isu yang terjadi belakangan ini, khususnya mengenai berbagai fenomena, baik isu kekerasan seksual pada anak, pelecehan terhadap kaum perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, LGBT, disharmoni hubungan dalam keluarga, serta isu lain yang menyangkut sendi-sendi kehidupan keluarga yang berakar dari lemahnya ketahanan dan kesejahteraan keluarga,
“Hal ini sesuai arah kebijakan pembangunan pemerintahan periode tahun 2015-2019 yang tertera dalam Agenda Prioritas Pembangunan Nasional, BKKBN yang merupakan salah satu Lembaga yang diberi tanggung jawab untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Cita ketiga untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, Cita kelima meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Dan Cita kedelapan, melakukan revolusi karakter bangsa,” tandasnya.
“Tugas BKKBN dalam hal membangun karakter. BKKBN tidak akan sukses kalau tidak dibantu komponen pemerintah dan masyarakat,” sambungnya,
Deputi III Kementerian Koordinator PMK Sigit, mengemukakan, pada 2030 akan ada 305 juta penduduk Indonesia dan 30 persen adalah pemuda.
“Ini akan menjadi bumerang jika mereka tidak ada kerja. Oleh karena itu ada cara revolusi mental dari sekarang yakni pendekatan pada keluarga yang ada individu-individu.Kalau itu sudah dimulai saya rasa ini akan menjadi terus,” katanya.
Diharapkan kegiatan ini dapat dijadikan momentum kebangkitan keluarga sebagai Iembaga pertama dan utama dalam melakukan revolusi mental berbasis keluarga berIandaskan Pancasila.
Pembangunan keluarga, lanjutnya, diIaksanakan dengan pendekatan siklus kehidupan, yaitu pembinaan terhadap seluruh tahapan perkembangan manusia, dari mulai balita dan anak, remaja, hingga Iansia.
Sementara, CEO ESQ Ari Ginandjar Agustian, mendukung dan membantu apa yang dicanangkan BKKBN tentang kualitas dan kuantitas penduduk.
“Program keluarga harus dibentuk, sehingga apa yang dibentuk akan mengurangi orang-orang yang tak berpola. Kuncinya ada tiga yaitu nilai, sistem, dan leadership,” tukasnya. (Wan)
April 07, 2017 0
Maret 24, 2017 0
Maret 24, 2017 0
Maret 18, 2017 0
Jumat,28 Febuari, 2014 1
Sabtu,08 April, 2017 0
Rabu,01 Mei, 2013 0
Rabu,01 Mei, 2013 0
Rabu,03 Juli, 2013 0
Rabu,03 Juli, 2013 0
Sabtu,08 April, 2017 0
Sabtu,08 April, 2017 0
Jumat,07 April, 2017 0
Jumat,07 April, 2017 0
Jumat,07 April, 2017 0
Jumat,07 April, 2017 0