Sabtu, 8 April 2017
Kamis,27 Oktober, 2016 0
Jakarta (indonesiajurnal.com)-
Digelarnya seminar ini sebagai upaya membenahi sektor penerbangan dan keudaraan yang sarat permasalahan, di mana untuk kesekian kalinya Indonesia gagal menjadi anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
Padahal Indonesia telah mengajukan 6 kali keanggotaan dan selalu gagal. Kegagalan tersebut mengindikasikan manajemen penerbangan Indonesia, seperti aspek keselamatan, keamanan dan keteraturan penerbangan masih jauh dari harapan.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim yang menjadi pembicara kunci dalam seminar itu menyatakan perlu adanya perombakan manajemen penerbangan yang selaras dengan kedaulatan bangsa.
“Yang harus kita lakukan adalah menegakkan kedaulatan udara. Kita harus memiliki manajerial sesuai ketetapan internasional,” ujarnya berterus terang.
Marsda TNI (Purn) Dr. Kusnadi Kardi yang menjadi salah satu pembicara menyatakan keprihatinannya terhadap buruknya manajemen penerbangan saat ini, yang pada akhirnya berimplikasi buruk pada kedaulatan ruang udara Indonesia.
Menurutnya, negara kecii Singapura mampu menguasai dan mengontrol sistem penerbangan di beberapa wilayah Indonesia. Karena negara yang berbatasan dengan Batam itu memiliki manajemen penerbangan terbaik di kawasan Asia. Sejak tahun 1946 Singapura telah menguasai Flight Information Region (FIR).
“Hal ini merupakan ancaman Kamnas terutama keleluasaan Singapura mendapat akses intelijen di Kepulauan Riau dan Natuna. Hal ini merupakan pelecehan.” (Wan)
April 07, 2017 0
Maret 28, 2017 0
Maret 24, 2017 0
Maret 24, 2017 0
Jumat,28 Febuari, 2014 1
Sabtu,08 April, 2017 0
Rabu,01 Mei, 2013 0
Rabu,01 Mei, 2013 0
Rabu,03 Juli, 2013 0
Rabu,03 Juli, 2013 0
Sabtu,08 April, 2017 0
Sabtu,08 April, 2017 0
Jumat,07 April, 2017 0
Jumat,07 April, 2017 0
Jumat,07 April, 2017 0
Jumat,07 April, 2017 0