(Foto: Iwan/indonesiajurnal.com)

Jakarta (indonesiajurnal.com)-Puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) akan digelar di  Nusa Tenggara Barat 23 Juli mendatang.

Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Wahyu Hartomo menegaskan, persiapan peringatan Hari Anak Nasional (HAN)  hampir rampung. Dia optimis HAN akan berlangsung sukses dan lancar.

Ditambahkannya,  acara Forum Anak ini akan melibatkan 3000 anak usia 11 hingga 17 tahun dari seluruh Indonesia, 1000 di antaranya anak-anak berasal dari NTB. Anak-anak  itu nanti akan berdialog dengan Presiden Joko Widodo.

“Kalau sebelum-sebelumnya Pak Presiden hanya memberi sambutan panjang, besok anak-anak dapat berinteraksi dengan Pak Presiden,” urai Wahyu saat jumpa pers di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP PA), Jakarta, Sabtu (16/07/2016).

Bila sebelumnya penyelenggaraan HAN digelar di ruang tertutup (gedung),  kali ini akan digelar di ruang terbuka. “Jadi di era sekarang memang tidak di gedung lagi, tapi di ruang terbuka karena massif maunya Bapak Presiden,” terangnya.

Hak anak harus diperhatikan

Sesuai tema HAN yaitu setop terhadap kekerasan anak, semua pihak pun dituntut  peka terhadap persoalan pelik tersebut.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan, ada sekitar 298 kasus dalam periode Januari-April 2016 dan angka tersebut meningkat 15 persen dari tahun sebelumnya.

Pemerhati anak Seto Mulyadi pun prihatin dengan kasus kekerasan terhadap anak. Dia  mengimbau masyarakat bersama-sama memenuhi hak-hak anak Indonesia karena mereka adalah generasi penerus bangsa.

Seto mengungkapkan, ada beberapa hak anak yang harus diperhatikan untuk mewujudkan Indonesia yang layak anak. Pertama, sambungnya, hak anak untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Kedua, hak untuk mendapat perlindungan dari berbagai macam kekerasan. Ketiga, hak untuk mendapatkan pendidikan dan bersekolah. “Dan keempat, hak untuk didengarkan pendapatnya,” ujarnya di tempat sama (Wan)