(Foto: Imam MS/indonesiajurnal.com)

Jakarta (indonesiajurnal.com)-Sering digelarnya razia gepeng di DKI Jakarta membuat penghuni panti meningkat.

Meski penghuni panti atau disebut warga binaan sosial (wbs) terus meningkat, pihak panti tetap memberikan kenyamanan bagi penghuni panti.

“Kami harus bisa mensiasati penempatan warga binaan, agar tetap menikmati rasa nyaman,” ujar Tuty Sulistiyaningsih, Kepala PSTW Budhi Mulya Cengkareng.

“Rasa nyaman para lansia merupakan prioritas kami agar mereka bisa menikmati masa tuanya. Pelayanan makan sesuai daftar menu 3 kali sehari untuk minimal 324 warga binaan sosial. Mereka juga diberi pakaian. Jadi tak ada pilih kasih,” sambungnya.

Tuty mengakui, pihaknya juga memberikan bimibingan agama kepada penghuni panti. Kepada yang beragama Islam untuk mengikuti bimbingan agama, seperti sholat berjamaah dan zikir di Masjid panti. Begitu pun juga dengan pemeluk agama lainnya, diberi bimbingan agama sesuai keyakinan mereka.

Selain itu, lanjutnya, para lansia juga diberikan keterampilan seperti membuat keset.  (Imam MS)

(Foto: Imam MS/indonesiajurnal.com)

Jakarta (indonesiajurnal.com)-Penderita gangguan jiwa yang terjaring dalam razia yang digelar Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta dikirim ke Panti Sosial Bina Laras, Cipayung, Jakarta Timur.

Kepala PSBL Cipayung, Andi Muchdar menyatakan, untuk membantu mengembalikan ingatan mereka, pihaknya melakukan terapi perkembangan ke jiwaan wbs. Mereka langsung di bawah pengawasan dokter umum dan dokter psykiater dari Puskesmas dan RS Duren Sawit.

Intinya, tukas Andi, pihaknya berusaha memberi kenyamanan kepada wbs.

“Alhamdulillah dari 649 warga binaan sosial, ada 40 orang sudah bisa diajak bicara. Kami berikan bimbingan rohani Islam dan  Kristen  sesuai kepercayaannya,” ujarnya kepada indonesiajurnal.com.

Selain itu, sambungnya, pihaknya juga memberi pembinaan fisik, senam, hiburan. Juga keterampilan seperti membuat keset, kristik mute, dan batako.  (Imam MS)