INDONESIA JURNAL » kementan http://indonesiajurnal.com media online Sun, 24 Oct 2021 00:27:28 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=3.7.36
Tekad Kementan Melahirkan Petani Melek Teknologi http://indonesiajurnal.com/tekad-kementan-melahirkan-petani-melek-teknologi/ http://indonesiajurnal.com/tekad-kementan-melahirkan-petani-melek-teknologi/#comments Thu, 12 Jul 2018 23:23:28 +0000 http://indonesiajurnal.com/?p=13387 SAVE_20180713_060745

Lembang (indonesiajurnal.com)-Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bertekad melahirkan petani berjiwa Enterpreneur yang siap bersaing di pasar global melalui sekolah tinggi penyuluh pertanian yang berganti menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian.

Demikian ditegaskan Sekretaris BPPSDMP Andriko Notosusanto saat menerima kunjungan wartawan di Kayu Ambon, Lembang, Jawa Barat.

Andriko menuturkan, yang perlu diubah dari petani adalah mindset bahwa profesi petani pun mampu hidup sejahtera. Keberadaan Politeknik Pembangunan Pertanian akan melahirkan generasi-genarasi petani baru yang mudeng dengan teknologi

Meurutnya, pemahaman teknologi oleh petani akan berdampak pada produksi dan pasar, karena mempermudah akses informasi ke sektor-sektor tersebut. Jika dibandingkan dengan ibu rumah tangga, petani masih tertinggal dalam pemahaman dan pemanfaatan teknologi.

“Hanya 7 hingga 8 persen yang mudeng dengan teknologi, kalah dengan para ibu rumah tangga,” kata Bandel Sutopo, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang (BBPPL).

Saat ini BBPP lembang telah memiliki teknologi aeroponik yang mampu meningkatkan produksi 100 umbi per bibit melalui culture jaringan, asalkan bibit yang diperoleh tersebut bebas dari virus maupun bakteri. Keuntungan lain dengan teknologi ini, yaitu membuat tanaman kaya akan nutrisi dan sehat. (Wan)

]]>
http://indonesiajurnal.com/tekad-kementan-melahirkan-petani-melek-teknologi/feed/ 0
Upaya Pemerintah Stabilkan Harga Ayam Menuai Hasil http://indonesiajurnal.com/upaya-pemerintah-stabilkan-harga-ayam-menuai-hasil/ http://indonesiajurnal.com/upaya-pemerintah-stabilkan-harga-ayam-menuai-hasil/#comments Thu, 15 Mar 2018 01:55:43 +0000 http://indonesiajurnal.com/?p=12930 SAVE_20180315_083531

Bogor (indonesiajurnal.com)-Upaya yang dilakukan pemerintah, terutama dalam rangka pemberdayaan dan perlindungan terhadap peternak unggas mandiri, membuahkan hasil.

Saat ini harga ayam di tingkat peternak telah berangsur naik dan relatif stabil. Peternak ayam dapat menikmati keuntungan karena harga ayam live bird mulai membaik.

Sugeg dari Sekjen GOPAN saat ditemui di kandang milik Agus yang terletak di Kecamatan Ranca Mungur, Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/03/2018) menyampaikan, kondisi saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak bagus dibanding dengan tahun sebelumnya di bulan yang sama. Hal ini menurutnya karena implikasi dari penerapan Permentan Nomor 32 tahun 2017.

Nano dari GOPAN juga mengucapkan terima kasih kepada Ditjen PKH dan jajarannya karena baru saat ini Dirjen PKH I Ketut Diarmita yang baru bisa memperjuangkan peternakan rakyat ini. “Biasanya pada bulan Februari-Maret kita demo, namun pada saat ini karena harga stabil,” ungkapnya.

Alvino dari PPUN juga mengucapkan terima kasih kepada Kementan dan Dirjen PKH I Ketut Diarmita. “Harga saat ini bagus dan kita berharap seterusnya. Kami bisa tersenyum dengan lebar, dengan harga yang sebagus ini,” ungkapnya.

“Kami sampaikan ucapan terima kasih atas support dari Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, serta Bapak I Ketut Diarmita Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,” kata Singgih Januratmoko, Ketua Umum PINSAR (Perhimpunan Perunggasan Rakyat Indonesia)

“Harga sekarang sedang bagus-bagusnya di seluruh Indonesia, sesuai dengan harga batas atas pemerintah yakni 19 ribu rupiah per kg harga ayam hidup,” ucap Singgih. “Alhamdulillah, ini semua berkat kerja keras Bapak Mentan dan Dirjen PKH,” tambahnya.

Hal ini terjadi karena menurut Singgih, peternak dan Kementerian Pertanian telah saling bahu-membahu bekerja sama untuk memperbaiki perunggasan nasional yang sebelumnya sejak tahun 2015 kacau balau.

Singgih mengatakan, telisik balik dari tahun 2013 bulan februari-maret harga selalu jelek dan harga di kandang bahkan anjlok sampai dengan 9 ribu, modalnya hilang setengah sendiri. Menurutnya, implementasi dari Permentan 32 tahun 2017 sangat berpengaruh hampir peternak di seluruh Indonesia bisa menikmatinya.

“Hasilnya mulai dirasakan oleh Peternak tahun 2018 ini, harga stabil,” ungkap Singgih. Ia menyebutkan, sejak 7 tahun terakhir biasanya harga pada bulan Februari-Maret selalu jatuh, pada tahun ini relatif stabil.

“Harapan peternak semua supaya program-program Kementerian Pertanian yang berjalan untuk menata perunggasan dijalankan terus secara konsisten,” ujarnya.

Terpisah, I Ketut Diarmita di sela menghadiri rapat dengan DPR mengungkapkan kebahagiaannya mendengar kabar tentang peternak yang untung. “Hal ini tentunya dapat terwujud berkat kerjasama yang baik antara pemerintah dengan semua pihak, terutama para peternak yang tidak lelah berkoordinasi dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan,” ungkapnya, seperti dalam rilis Humas Ditjen PKH.

“Kami, pemerintah sebelumnya sampai beberapa kali melakukan pertemuan dengan stakeholder lainnya untuk mencari solusi permasalahan terkait anjloknya harga telur dan daging ayam di tingkat peternak. Bahkan kami juga sempat didemo oleh beberapa perwakilan peternak di Kantor kami dan juga di Istana Negara terkait hal ini,” ungkap I Ketut Diarmita.

Untuk mengatasi masalah perunggasan, terutama dalam rangka pemberdayaan dan perlindungan terhadap peternak mandiri, I Ketut menyampaikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dari aspek hulu hingga hilir. Upaya tersebut dilakukan, terutama untuk menjaga stabilitas harga daging dan telur ayam di tingkat peternak.

Kebijakan dari aspek hulu yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui Ditjen PKH Kementerian Pertanian, terutama untuk menstabilkan Harga Ayam Broiler /Live Bird, yaitu: 1). Pengaturan DOC; 2). pengaturan mutu benih bibit yang bersertifikat; 3). menyeimbangkan supply – demand dalam hal pengaturan impor GPS; 4). segmentasi usaha ayam layer (petelur) di mana sebahagian besar usaha budidaya diperuntukkan peternak (98%) dan perusahaan (2%); 5). Penerbitan Permentan 32 Tahun 2017 tentang penyediaan, peredaran, dan pengawasan ayam ras; 6). Pembentukan tim analisa dan tim asistensi serta tim pengawasan (audit) dalam mendukung pelaksanaan Permentan 32 tahun 2017; 7). Analisis supply demand ayam ras; dan 8). Secara rutin menyelenggarakan pertemuan antara peternak dengan pemerintah dan juga dengan para stakeholders ayam ras terkait.

“Pemerintah saat ini juga menghadirkan BUMN, yaitu PT. Berdikari untuk masuk ke industri unggas di bagian hulu untuk memfasilitasi peternak mandiri,” kata I Ketut Diarmita.

Sedangkan dari aspek hilir, Kementerian Pertanian terus mendorong tumbuhnya usaha pemotongan dan penyimpanan, serta pengolahan (RPHU) yang memiliki fasilitas rantai dingin, sehingga hasil usaha peternakan tidak lagi dijual sebagai ayam segar atau telur segar melainkan dalam bentuk ayam beku dan ayam olahan atau pun untuk telur menjadi tepung telur.

Kementerian Perdagangan sesuai kewenangannya juga telah menerbitkan Permendag Nomor 27 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen sebagai upaya untuk perlindungan terhadap harga Live Bird dan telur ayam di tingkat peternak. Selain itu juga untuk mengendalikan para Broker, Kemendag juga telah menetapkan regulasi berupa keharusan setiap Broker terdaftar di Kemendag.

“Kami bersyukur kebijakan pemerintah tersebut ternyata berdampak terhadap kenaikan harga yang cukup signifikan di tingkat peternak sesuai dengan harapan kita semua,” pungkasnya. (Wan)

 

]]>
http://indonesiajurnal.com/upaya-pemerintah-stabilkan-harga-ayam-menuai-hasil/feed/ 0
Menpan RB Takjub Lihat Sapi yang Dikembangkan di BPTU-HPT Padang Mangatas http://indonesiajurnal.com/menpan-rb-takjub-lihat-sapi-yang-dikembangkan-di-bptu-hpt-padang-mangatas/ http://indonesiajurnal.com/menpan-rb-takjub-lihat-sapi-yang-dikembangkan-di-bptu-hpt-padang-mangatas/#comments Tue, 17 Oct 2017 03:40:29 +0000 http://indonesiajurnal.com/?p=12555 SAVE_20171017_103215

Padang Mangatas (indonesiajurnal.com)-Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Asman Abnur takjub melihat sapi-sapi yang dikembangkan di Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang Mangatas milik Kementerian Pertanian.

Didampingi oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita, Asman Abnur beserta rombongannya berkeliling meninjau langsung ke padang penggembalaan nan hijau yang membentang luas di perbukitan yang dipenuhi dengan sapi-sapi milik BPTU HPT Padang Mangatas, Jumat (13/10/2017).

BPTU-HPT Padang Mengatas merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI yang berada di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat dengan luas areal 280 Hektar. Populasi sapi potong BPTU Padang Mangatas saat ini 1.387 ekor, jika dibandingkan tahun sebelumnya, total populasi sapi tersebut meningkat 20,95%.

Dalam kunjungannya tersebut, Menpan RB bercerita pengalamanya ketika pertama kali berkunjung ke salah satu UPT milik Kementerian Pertanian di Malang Jawa Timur yaitu Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB Singosari).

“Saya mulai tertarik sejak pertama kali berkunjung ke UPT Kementan, yaitu BBIB Singosari di Malang. Di mana di situ, saya tahu proses pembibitan, terutama dalam memproduksi sperma beku dari sapi-sapi pejantan unggul, bagaimana IB (Inseminasi Buatan) dilakukan hingga ternak bisa bunting,” ceritanya.

“Selanjutnya, saya penasaran ingin melihat langsung UPT Pembibitan lainnya, sehingga direkomendasikan harus melihat Padang Mengatas, untuk itulah saya hadir di sini,” ungkapnya.

“Saya membayangkan andaikan ada lagi bukit-bukit seperti yang ada di BPTU-HPT Padang Mangatas ini di daerah lain, bukan hanya satu tapi ada 5, 6, dan seterusnya, maka betapa banyak sapi yang dihasilkan, dan kita tidak perlu lagi impor,” ujar Asman Abnur.

Dengan melihat sapi-sapi dan padang penggembalaan di BPTU HPT Padang Mangatas, Menpan RB berharap, semua BPTU-HPT di Indonesia disamping untuk menghasilkan bibit ternak yang unggul juga dapat dijadikan destinasi pariwisata.

“Kita harus terus kembangkan pembibitan ternak seperti ini, jadi nanti orang datang bukan hanya melihat peternakan sapi potong, tapi juga menikmati suasana yang tidak kalah dengan suasana di New Zewland, seperti yang saya rasakan di UPT ini,” ungkap Asman Abnur.

Menpan RB juga menyampaikan dukungannya kepada Kementerian Pertanian, utamanya program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting). “Terakhir saya berdialog dengan Bapak Mentan, sama-sama memikirkan bagaimana ke depan urusan pangan di Indonesia tidak lagi dihadapkan pada banyak kendala,” kata Asman Abnur.

“Indonesia ini sangat potensial, tidak boleh lagi kita kalah dengan negara lain, peternakan kita harus maju,” tandasnya.

“Mari kita tingkatkan kemampuan kita, kualitas layanan kita sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), supaya Indonesia tidak lagi bergantung pada impor,” tuturnya.

Secara khusus Menpan RB menekankan sudah saatnya ASN diisi oleh orang-orang pilihan untuk bekerja profesional, semakin ketat persaingan untuk bisa diterima sebagai ASN.

Terkait dengan PNS sebagai ASN, Menpan RB mengatakan agar kinerjanya harus terukur dan lebih baik lagi dari swasta. “Kita harus melakukan perubahan dari sesuatu yang baik menjadi lebih baik lagi untuk negara tercinta kita,” tambahnya.

Dirjen PKH I Ketut Diarmita saat mendampingi kunjungan kerja tersebut juga menjelaskan, Kementan saat ini menetapkan target capaian bibit berkualitas terhadap 7 (tujuh) UPT Perbibitan di bawahnya.

“Target capaian tersebut, bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitasnya, untuk itu UPT Perbibitan saya tantang mampu mengelola tambahan sapi indukan di tahun 2018 agar kinerjanya optimal,” ungkap I Ketut Diarmita.

“Kami terus mendorong Upsus Siwab di UPT, agar terlahir pedet dan raihan produksi sperma beku bisa melampaui target,” ucapnya.

Selain itu I Ketut Diarmita juga menambahkan, Ditjen PKH Kementan melalui salah satu UPT di bawahnya, yaitu Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang telah berhasil memproduksi sapi Belgian Blue (BB) dari hasil penerapan teknologi IB (Inseminasi Buatan) dan TE (Transfer Embrio).

Dengan melihat pedet-pedet hasil penerapan IB dan TE tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong pengembangan BB di Indonesia, yang diharapkan pada tahun 2019 akan dilahirkan BB sedikitnya 500 ekor. Apabila sapi BB dikembangkan berkelanjutan mampu memberikan kontribusi atas upaya pemerintah meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak.

Lebih lanjut I Ketut Diarmita, menyatakan bahwa pengembangan BB bukanlah kegiatan insidentil, tetapi dilakukan berkelanjutan, dalam rangka peningkatan potensi produktivitas sapi potong melalui pengembangan composit genetik sapi BB dan Sapi Lokal Indonesia, sehingga terbentuk BBI yang tersertifikasi internasional sebagai sumber bibit BB di Asia.

Pada kesempatan tersebut Kepala BPTU-HPT Padang Mangatas Irwandi menjelaskan, BPTU-HPT Padang Mengatas yang dipimpinnya berkomitmen untuk menjadi pusat penghasil bibit sapi potong unggul nasional. (Wan)

]]>
http://indonesiajurnal.com/menpan-rb-takjub-lihat-sapi-yang-dikembangkan-di-bptu-hpt-padang-mangatas/feed/ 0
Genjot Peningkatan Populasi Sapi di Malaka NTT, Kementan Lakukan Introduksi Kawin Suntik http://indonesiajurnal.com/genjot-peningkatan-populasi-sapi-di-malaka-ntt-kementan-lakukan-introduksi-kawin-suntik/ http://indonesiajurnal.com/genjot-peningkatan-populasi-sapi-di-malaka-ntt-kementan-lakukan-introduksi-kawin-suntik/#comments Fri, 13 Oct 2017 01:01:33 +0000 http://indonesiajurnal.com/?p=12534 ditjen pkh, kementan

Malaka (indonesiajurnal.com)-Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian melakukan kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB) pada sapi milik peternak di Kabupaten Malaka NTT.

“Pelaksanaan kegiatan IB massal di Kabupaten Malaka ini ditujukan agar sapi-sapi milik peternak menjadi bunting, sehingga  akan lahir pedet-pedet yang akan menambah populasi sapi di Kabupaten ini,” kata I Ketut Diarmita saat memberikan sambutan pada acara Gebyar Siwab Kamis 12 Oktober 2017 di Kabupaten Makala, Provinsi NTT dalam rangkaian acara Launching Komoditas Ekspor Pertanian di daerah perbatasan dengan Timor Leste.

I Ketut Diarmita menjelaskan, kegiatan IB massal dalam Gebyar Siwab ini juga dimaksudkan agar baik petugas maupun peternak termotivasi dalam pelaksanaan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab), yang salah satunya melalui penerapan teknologi IB.

Menurutnya, Provinsi NTT merupakan salah satu produsen sapi potong yang mensuplai kebutuhan daging sapi di wilayah Jabodetabek, namun dalam hal pelayanan IB, NTT merupakan salah satu daerah introduksi, yang sebagian besar wilayahnya baru diperkenalkan teknologi IB.

Ketergantungan anakan hasil dari kawin alam masih sangat tinggi karena hampir seluruh sistem pemeliharaan ternak sapi dan kerbau di NTT dengan cara dilepaskan. “Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama, karena dengan sistem kawin alam yang tidak terprogram akan terjadi in breeding (kawin sedarah), sehingga terjadi penurunan mutu genetik pada ternak yang terlihat dari performans sapi-sapi yang lebih kecil,” ungkap I Ketut Diarmita.

Selain untuk meningkatkan mutu genetik ternak, lebih lanjut disampaikan, IB pada ternak sapi merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna untuk peningkatan populasi.

”Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah,  mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak,” tutur I Ketut Diarmita.

Berdasarkan data kumulatif  (Januari – 10 Oktober 2017), capaian IB di Provinsi NTT sebesar 35.505 ekor atau 24,15% dari target 146.965 ekor. Sedangkan capaian kebuntingan ternak Provinsi NTT di angka 79.071 ekor atau 94,39% dari target 83.770 ekor yang berasal dari kawin alam.

“Capaian pelaksanaan IB di Provinsi NTT masih perlu menjadi perhatian besar bagi kita semua. Dinas Peternakan provinsi utamanya Dinas Kabupaten secara aktif diharapkan dapat menjadi motor penggerak di tingkat lapangan,” imbau I Ketut Diarmita.

“Kami juga berikan apresiasi terhadap upaya Dinas Peternakan Provinsi NTT dan Kabupaten Malaka dalam meningkatkan capaian jumlah sapi yang di IB melalui kegiatan Kick Off Siwab secara serentak di 6 Desa sejak tanggal 3 Oktober 2017,” ungkap I Ketut Diarmita.

“Dari hasil Kick Off tersebut diperoleh sapi yang di IB sebanyak 145 ekor dari target 150 ekor (96,67%) di Kabupaten Malaka,” tambahnya.

Menurutnya, sebelum adanya Upsus Siwab capaian IB di NTT hanya sekitar 5 ribu ekor per tahun. Selanjutnya, setelah ada program Upsus Siwab sampai saat ini telah terjadi peningkatan signifikan terhadap total raihan IB di Provinsi NTT menjadi 35 ribu atau terjadi peningkatan sebesar 700%, dan diharapkan sampai dengan akhir tahun 2017 dapat mencapai 80 ribu ekor (1.600%). Hal tersebut juga telah terjadi di wilayah Indonesia Timur lainnya yang sebagian besar merupakan wilayah introduksi.

“Pelaksanaan Upsus Siwab tahun 2017 tinggal 2 (dua) bulan lagi dan diharapkan berjalan sesuai harapan. Untuk itu, dalam acara Gebyar Siwab ini kami mengajak seluruh pihak yang hadir di sini bersama-sama mewujudkan target yang telah ditetapkan sekaligus mensukseskannya,” tandasnya.

Selain itu, Dirjen PKH I Ketut Diarmita juga menyarankan, dengan banyaknya limbah pertanian di Kabupaten Malaka diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan sapi potong. “Integrasi saling menguntungan dengan sub sektor lain, seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan diharapkan dapat untuk mewujudkan sinergitas, sehingga tidak ada limbah pertanian yang terbuang percuma,” ucap I Ketut Diarmita.

“Semua bisa saling bersinergi, limbah pertanian digunakan sebagai bahan pakan ternak, sedangkan limbah ternak digunakan sebagai sumber energi biogas dan pupuk bagi tanaman, sehingga ada nilai nambah bagi peternak,” ungkap I Ketut Diarmita.

“Mari terus kita perjuangkan nasib peternak-peternak kita agar berkembang usahanya dan sejahtera. Upaya yang kita lakukan merupakan salah satu bentuk pengabdian, integritas dan loyalitas kita kepada bangsa,” tuturnya.

“Dengan meningkatnya usaha peternakan diharapkan Malaka dapat menjadi Lumbung Ternak di wilayah perbatasan, dan ke depan bisa mengarah ekspor,” harap I Ketut Diarmita (Wn)

]]>
http://indonesiajurnal.com/genjot-peningkatan-populasi-sapi-di-malaka-ntt-kementan-lakukan-introduksi-kawin-suntik/feed/ 0
Antisipasi Erupsi Gunung Agung, Dirjen PKH Inspeksi Kesiapan Posko Siaga Peternakan dan Kesehatan Hewan http://indonesiajurnal.com/antisipasi-erupsi-gunung-agung-dirjen-pkh-inspeksi-kesiapan-posko-siaga-peternakan-dan-kesehatan-hewan/ http://indonesiajurnal.com/antisipasi-erupsi-gunung-agung-dirjen-pkh-inspeksi-kesiapan-posko-siaga-peternakan-dan-kesehatan-hewan/#comments Wed, 27 Sep 2017 22:42:02 +0000 http://indonesiajurnal.com/?p=12279 SAVE_20170928_053734

Bali (indonesiajurnal.com)-Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita melakukan inspeksi untuk mengecek kesiapan pelayanan di Posko Siaga Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam rangka Antisipasi Erupsi Gunung Agung Bali.

“Posko ini dibuat atas kerja sama Ditjen PKH Kementan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dan Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem,” kata I Ketut Diarmita saat melakukan kunjungan supervisi ke Posko tersebut pada hari ini Selasa (26/09/2017).

Dalam rilis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian disebutkan, posko tersebut berada di Lantai 2 Gedung Posko Komando Tanggap Darurat Erupsi Gunung Agung di Tanah Ampo.

Kunjungan supervisi tersebut dilakukan untuk mengambil langkah-langkah penanganan evakuasi ternak sapi dari lokasi risiko bencana.

Selain itu juga untuk memonitoring progress yang sudah dilakukan oleh Tim Kesiapsiagaan Darurat dari Ditjen PKH dalam misi penyelamatan ternak, serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi untuk diambil keputusan dalam penyelesaiannya di lapangan.

Dirjen PKH juga menyampaikan, sejak hari Sabtu tanggal 22 September 2017 hingga 26 September 2017 sudah ada Tim Kesiapsiagaan Darurat dari Ditjen PKH yang turun ke lapangan untuk melakukan penyelamatan ternak akibat erupsi Gunung Agung di Karangasem Bali.

Tim tersebut diketuai oleh Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Drh. Syamsul Ma’arif, MSi dan beranggotakan Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar (Drh. I Wayan Masa Tenaya, MPhil, PhD) beserta staf, Kepala BPTU-HPT Sapi Bali (Ir. Jack Pujianto) beserta staf dan dokter hewan dari pusat (Drh. Makmun, Drh. Boetdhy Angkasa dan Drh. Pebi Purwo Suseno), serta Tim Humas Ditjen PKH (Padjarnain).

“Saat ini kita telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diketuai oleh drh. I Ketut Nata Kusuma, MMA. Anggota Satgas tersebut merupakan gabungan dari Tim Ditjen PKH, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dan Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem,” kata I Ketut Diarmita.

I Ketut Diarmita menjelaskan, Satgas telah melaksanakan kegiatan evakuasi ternak yaitu sapi, kambing, babi, dan unggas ke lokasi penampungan. Jumlah ternak yang sudah dievakuasi baru sebanyak 1.001 ekor sapi, 20 ekor kambing dan 3 ekor babi serta 3.000 ekor ayam petelur yang telah ditampung.

Tempat penampungan menyebar di 24 Desa, 14 Kecamatan dan 5 Kabupaten yaitu:
1. Kab. Klungkung 7 titik yaitu di Desa Besangkawan, Desa Manduang, Desa Gelgel, Semara Pura Tengah, Desa Pesinggahan, Desa Gunakse, Desa Takmung Kapasitas penampungan 3.000 ekor dan saat ini sudah tertampung 133 ekor sapi.
2. Kabupaten Buleleng yaitu Desa Les, Desa Sambi Renteng, Desa Bukti, Desa Tembok dengan kapasitas 2.000 dan saat ini sudah terkumpul 474 ekor.
3.Kabupaten Karangasem di 4 titik yaitu Desa Kertabuana, Desa Nongan, Desa Sibetan dan Kec. Manggis dengan daya tampung 2.000 dan saat ini sudah terkumpul 194 ekor sapi, 15 ekor kambing, dan 3 ekor babi.
4. Kabupaten Bangli. Terdapat 2 titik yaitu di Desa Demulih dan Desa Kayu Ambuah dengan kapasitas 500 ekor dan saat ini telah tertampung 55 ekor sapi.
5. Kabupaten Gianyar di 7 Desa yaitu Desa Petak, Desa Telikup, Desa Sebatu, Desa Pukuan, Desa Sabah, Desa Manukaya, dan Payangan dengan kapasitas 1.000 ekor dan saat ini sudah tertampung sebanyak 145 ekor sapi dan 5 ekor kambing.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem menjelaskan, jumlah populasi ternak sapi di daerah terdampak sebanyak 48.500 ekor. Sebagian ternak sudah dijual dan sebagian besarnya sudah dievakuasi secara mandiri oleh para peternak lebih kurang sebanyak 28.500 ekor.

Evakuasi ternak yang sudah difasilitasi oleh Tim Satgas sebanyak 1.001 ekor sapi, sehingga populasi sapi yang masih harus dievakuasi sebanyak 19.000 ekor.

“Kami juga telah melakukan koordinasi dengan Bupati dan BNPB, serta melihat titik lokasi kandang penampungan ternak”, kata I Ketut Diarmita.

“Terima kasih kepada Bupati Karangasem karena telah bersedia menyiapkan tambahan areal untuk penampungan ternak seluas 350 hektar,” ucapnya.

“Saya sangat senang atas kehadiran tim dari pusat khususnya kepada Bapak Dirjen PKH. Selamat kami ucapkan kepada para pejuang peternakan,” kata Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumantri.

“Pergunakanlah lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengungsi dan tempat penampungan ternak, itu salah satu solusi untuk pengaman dari bahaya erupsi Gunung Agung,” tambahnya.

Ditjen PKH melalui Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan juga menfasilitasi pelaku industri dibidang Peternakan yang akan memberikan bantuan berupa pakan ternak dan truk untuk mengevakuasi ternak.

Beberapa industri yang sudah menyampaikan bantuannya adalah:
1. PINSAR (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat) Indonesia memberikan bantuan berupa: 3 buah truk dan 4 ton pakan konsentrat sapi.
2. ISPI (Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia) memberikan bantuan berupa 1 ton Pakan konsentrat.
3. PT. Charoen Phokpan memberikan bantuan berupa 50 ton pakan konsentrat dan 3 truk untuk evakuasi ternak selama 3 hari.
4. PT. Kalbe Farma mengerahkan 2 unit truk untuk evakuasi ternak selama 3 hari.
5. PT. SUJA mengerahkan 1 unit truk selama 3 hari.

Ditjen PKH juga memfasilitasi pembuatan kandang penampungan, tarpal sebagai atap kandang, dan juga memberikan bantuan berupa pakan konsentrat sebanyak 5 ton, pakan hijaun, obat-obatan sebanyak 10.000 dosis, necktag untuk identifikasi ternak 350 buah dan air minum bagi ternak warga yang diselamatkan, serta bantuan masker buat petugas lapangan dan para peternak.

Ditjen PKH juga menyediakan 1 mobil truk untuk mengangkut ternak ke tempat penampungan ternak yang telah dibuat pada area yang lebih aman.

Selain itu, dalam kunjungannya ke beberapa tempat penampungan ternak, I Ketut Diarmita menyampaikan agar para peternak tidak panik dan tidak segera menjual sapinya dengan harga murah.

“Peternak dapat memanfaatkan lokasi-lokasi penampungan ternak sementara secara mandiri atau terkoordinir oleh Tim Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan,” kata I Ketut Diarmita.

“Kami juga telah laporkan terkait kesiapan pelayanan Posko Siaga Peternakan Dan Kesehatan Hewan kepada Kepala BNPB terkait aktifitas Tim Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan, terutama juga terkait dengan jumlah keseluruhan bantuan untuk disampaikan ke Presiden pada saat melakukan kunjungan ke Posko Tanah Ampo,” ungkap I Ketut Diarmita.

I Ketut Diarmita juga menyampaikan kepada masyarakat yang ingin melaporkan untuk penyelamatan ternaknya dari antisipasi erupsi Gunung Agung Bali dapat menghubungi Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Informasi lebih lanjut tentang layanan 24 jam Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat menghubungi Hotline Nomor 081238632084 (call, WA, SMS). (Wan)

]]>
http://indonesiajurnal.com/antisipasi-erupsi-gunung-agung-dirjen-pkh-inspeksi-kesiapan-posko-siaga-peternakan-dan-kesehatan-hewan/feed/ 0
Kementan Siap Gelar Jambore Peternakan Nasional Tahun 2017 http://indonesiajurnal.com/kementan-siap-gelar-jambore-peternakan-nasional-tahun-2017/ http://indonesiajurnal.com/kementan-siap-gelar-jambore-peternakan-nasional-tahun-2017/#comments Wed, 20 Sep 2017 06:24:25 +0000 http://indonesiajurnal.com/?p=12256 IMG_20170920_112152

Jakarta (indonesiajurnal.com)-Kementerian Pertanian akan memfasilitasi penyelenggaraan “Jambore Peternakan Nasional Tahun 2017”.

Hal ini dilakukan untuk mendorong peningkatan peran dan kontribusi sub sektor peternakan dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani asal ternak dan kesejahteraan peternak.

Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
I Ketut Diarmita, kegiatan itu merupakan salah satu wadah untuk melakukan konsolidasi antarpelaku usaha peternakan dalam mendukung program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.

“Kedaulatan bangsa salah satunya diukur dari kemampuannya menyediakan pangan bagi rakyatnya, termasuk pangan asal ternak. Hal ini dapat diwujudkan apabila Indonesia mempunyai kedudukan yang kuat di kancah perdagangan internasional. Peran peternakan dan kesehatan hewan tidak hanya sebagai penyedia pangan, namun juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, dan penghasil devisa,” ujarnya dalam jumpa pers di kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (20/09/2017).

Untuk itu, sambungnya, perlu penerapan kemitraan agribisnis yang berkeadilan bagi seluruh pelaku usaha peternakan dan peningkatan investasi usaha peternakan yang muaranya adalah untuk menciptakan fondasi yang kuat mewujudkan bioindustri di masa mendatang.

Dia menambahkan, usia 181 tahun merupakan usia sangat matang sejak lahirnya Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 26 Agustus 1836. Acara ini menjadi momentum kebangkitan sekaligus penyadaran kepada seluruh masyarakat peternakan Indonesia untuk memberikan perhatian lebih serius kepada peningkatan produksi dan skala usaha komoditas domba dan kambing, sehingga mampu berperan menjadi alternatif prioritas utama sumber protein hewani.

I Ketut Diarmita kembali mengutarakan, kegiatan Jambore Peternakan Nasional Tahun 2017 diinisiasi oleh peternak yang bergabung dalam Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) akan mengangkat tema “Masyarakat Sehat dan Cerdas dengan Protein Hewani”, Bangga Menjadi Peternak Indonesia.

Ada beberapa tujuan digelarnya kegiatan ini. Pertama, meningkatkan minat masyarakat terhadap usaha di bidang peternakan dan kesehatan hewan. Kedua, meningkatkan semangat, kreativitas dan partisipasi peternak serta pelaku usaha peternakan dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. Ketiga, meningkatkan sumber daya genetik lokal serta melestarikan seni budaya yang menunjang pembangunan peternakan.

Keempat, memberikan apresiasi/penghargaan kepada peternak/kelompok peternak, petugas teknis dan instansi terkait yang berprestasi untuk mendorong pelaku peternakanlainnyaagar lebih giat dan berdedikasi tinggi, memiliki kebanggaan terhadap profesi yang ditekuni dan kuatnya motivasi pemenuhan protein hewani serta pengembangan agribisnis peternakan.

Acara ini akan berlangsung dari tanggal 22 – 24 September 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur, dan akan dihadiri oleh lebih kurang lebih kurang 700 peternak/pelaku usaha serta undangan lainnya seperti kementerian/lembaga pemerintahan terkait, pemerintah daerah, perbankan, dengan total peserta 1.200 orang.

Pada 24 September 2017 merupakan puncak kegiatan yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk melakukan Temu Wicara dengan peternak dan para pelaku usaha peternakan.

Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada Jambore Peternakan Nasional 2017 adalah (1). Kontes Ternak Domba dan Kambing, Seni Ketangkasan Domba Garut (23 September 2017); (2). Eksibisi ternak oleh peternak sapi, ayam lokal, itik, dan kelinci (24 September 2017); (3). Penghargaan Anugerah Bakti Peternakan dan Temu Wicara (24 September 2017); (4). Ekspo dan Pameran Peternakan menghadirkan industri pengolahan hasil peternakan, industri obat hewan, industri pakan, industri kerajinan hasil peternakan, perbankan, asuransi; serta Festival kuliner (22 – 24 September 2017); (5). Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Silaturahmi Nasional Peternak (Silatnas) Kambing Domba dengan Menteri Pertanian (22 – 23 September 2017); (5). Pemecahan rekor MURI makan bersama 100 ekor kambing guling (24 September 2017).

Dalam acara Jambore Peternakan Nasional 2017 ini akan diserahkan Piala Presiden dan penghargaan Anugerah Bakti Peternakan. Piala Presiden diberikan oleh Presiden RI kepada pemenang kontes Domba Garut (24 pemenang), Kambing Kaligesing (48 pemenang) dan seni ketangkasan Domba Garut (18 pemenang). Selain itu juga akan diberikan Anugerah Bakti Peternakan Tahun 2017 dalam bentuk tropi/piagam, dari Menteri Pertanian sebagai penghargaan kepada kelompok peternak (10 kelompok), Unit Pengolahan Hasil (UPH) peternakan (3 UPH), dan inseminator yang berprestasi (15 orang). (Wan)

]]>
http://indonesiajurnal.com/kementan-siap-gelar-jambore-peternakan-nasional-tahun-2017/feed/ 0