(Foto: Iwan/indonesiajurnal.com)

Jakarta (indonesiajurnal.com)-kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Japan Admiration Community menggelar acara launching ‘Napak Tilas Pelayaran Majapahit’ di Pantai Marina, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (11/05/2016).

Kegiatan napak tilas ini akan berlangsung dari Mei hingga Juli 2016. Perjalanan dengan perahu bersejarah dengan panjang 20 meter dimulai dari Jakarta, kemudian menuju Pontianak, lalu ke Brunei, Filipina, dan berakhir di negeri sakura Jepang.

Menurut Deputi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim Kementerian Koodinator Maritim Safri Burhanuddin, pada 2011 lalu kapal yang akan digunakan untuk napak tilas sebenarnya akan berlayar ke Jepang, namun karena saat itu di Jepang sedang terjadi tsunami, jadi urung dilakukan.

“Jadi Insya Allah baru bisa dilakukan di bulan Mei ini. Dan perjalanan akan berakhir pada bulan Juli mendatang,” ujarnya di Pantai Marina Ancol, Jakarta. Rabu (11/05/2016).

Dia menambahkan, dalam perjalanan tersebut kru yang dilibatkan sebanyak enam orang, ditambah lagi dari kalangan mahasiswa dan wartawan. “Jadi jumlah keseluruhan yang berangkat berlayar 10 orang,” tukasnya.

Dia pun mengungkapkan alasan kenapa perjalanan tersebut dilakukan bulan Mei hingga Juli. “Karena di bulan itu cuacanya cukup bagus. Kalau sudah bulan Agustus cuacanya sudah kurang bagus,” terangnya.

Namun yang terpenting, sambungnya, dalam pelayaran tersebut, semuanya harus mendukung. “Krunya harus kuat dan sehat,  perahunya bagus  dan cuacanya mendukung. Kalau semuanya terpenuhi, Insya Allah perjalanan ini akan sampai pada tujuan,” cetusnya.

Terkait rute yang dilalui, Safri menyatakan bahwa perjalanan dari Jakarta ke Pontianak, Brunei, relatif aman. Yang diantisipasi adalah perairan Filipina, di mana kelompok Abu Sayaff sedang beraksi. “Kita coba menghindar dari wilayah yang dikuasasi Abu Sayyaf,” urainya.

Menurutnya, rute terakhir perjalanan yang memakan waktu sekitar dua bulan itu adalah Tokyo. “Sebelum ke Tokyo napak tilas akan singgah terlebih dulu di Kota Okinawa. Okinawa punya ikatan sejarah dengan Indonesia, khususnya Kerajaan Majapahit. Dari Okinawa ke Kyusu, dan diperkirakan pada bulan Juli berlabuh di Tokyo,” paparnya.

Yang membanggakan, lanjut Safri, perahu bersejarah yang tidak memiliki nama itu akan dimuseumkan di Tokyo. (Wan)